Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pencuri Kecil. Cerita awal mula saya mengenal Literasi

Kredit : Foto Pribadi 

Buku dan kenangan masa kecil

Mahfudidea.com - Ketika mendengar kata "mencuri", yang tergambar dan terlintas di benak kita tentu hal-hal negatif. Label dan predikat yang mungkin pantas disematkan dengan kata tersebut, yaitu : jahat, biadab, kejam dan lain sebagainya, karena telah merampas dan mengambil hak milik orang lain. Tapi, itulah yang saya lakukan ketika masih kecil. 

Apa yang saya curi sebenarnya bukan hal-hal berharga yang sifatnya milik pribadi, seperti perhiasan, uang atau barang-barang penting lainnya, tapi Buku. Saya masih kelas 5 SD ketika melakukan hal itu. Buku IPA, bahan bacaan tunggal yang dipinjamkan sekolah - yang isinya membahas bagaimana cara hewan atau tumbuhan beradaptasi untuk bertahan hidup - sudah tidak bisa memuaskan dahaga keingintahuan saya. 

Sebenarnya, sekolah memiliki sebuah perpustakaan. Tapi tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Siswa tidak pernah diberi akses masuk untuk meminjam buku dari perpustakaan itu. Padahal perpustakaan tersebut adalah akses bacaan satu-satunya. 

Kemudia, dari buku-buku curian itulah minat dan semangat membaca saya tumbuh. Pola pikir saya juga ikut berubah. Saya yang dulunya gemar dan begitu masif memburu burung menggunakan katapel, lambat laun akhirnya berhenti. 

Saya juga mulai mengenal nama-nama tokoh dunia yang selama ini tak pernah diajarkan secara formal di bangku sekolah, seperti : Nicolas Copernicus, tokoh yang menjelajah dunia dan menemukan benua Amerika. Galileo Galilie, ilmuan yang merumuskan dan mencetuskan teori dasar mengenai bentuk bumi yang bulat. Teori yang kemudian dianggap bertentangan dengan ajaran gereja yang menganggap bahwa bumi itu datar dan membuat sang penggagas teori dihukum pancung. 

Jika mengingat perjalanan dan proses awal bagaimana saya mengenal dunia literasi atau buku, memang ironis. Kebiasaan itu tidak tumbuh dan diajarkan oleh keluarga atau lingkungan karena memang tidak mendukung. 

Saya lahir di Pasean, sebuah kecamatan di utara Pamekasan, Madura, dari keluarga petani. Kedua orang tua saya bahkan hanya lulusan SD. Kondisi ekonomi yang pas-pasan dengan latar belakang pendidikan yang rendah, membuat masyarakat di daerah saya secara umum kurang begitu peduli terhadap literasi. 

Padahal jika mau jujur dan menghayati alquran secara mendalam, Allah menurunkan wahyu pertama dengan seruan untuk membaca. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu. Begitulah diktum Allah dalam surat Al-'alaq ayat pertama. 


(Dempo Barat, 2019)

Blog Mahfud
Blog Mahfud Panggil Saya Mahfud. Saya Berasal dari Pamekasan - Madura

Post a Comment for "Pencuri Kecil. Cerita awal mula saya mengenal Literasi"